10.13.2011

google772fe27180ff1ea4.html

google772fe27180ff1ea4.html

Nasehat

Bismillah Wahai saudara saudariku yang sangat aku cintai karena Allah Azza wa Jalla, yang semoga Allah merahmati dan meridhai kita. Marilah kita kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah, salah satunya dengan sungguh-sungguh dan semangat dalam menuntut ilmu. Janganlah sungguh-sungguh dan semangat dalam mencari harta, akan tetapi sungguh-sungguh dan semangatlah dalam mencari ilmu. Ingatlah saudara saudariku, mencari ilmu lebih mulia daripada mencari harta. Kita mencari ilmu, ilmu itulah yang akan menjaga kita, dan lihatlah apakah dengan kita membagi-bagikan ilmu, ilmu tersebut akan berkurang? Justru dengan kita membagi-bagikan ilmu, maka ilmu itu akan semakin bertambah. Dan sebaliknya apabila kita mencari harta, harta itulah yang akan kita jaga, dan lihatlah apabila kita membagi-bagi harta, maka harta tersebut akan berkurang. Lirikkanlah mata kita sejenak pada sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena mereka ridha atas apa yang ia lakukan. Orang yang berilmu akan dido’akan untuknya oleh yang ada di langit maupun yang ada di bumi sampai ikan yang ada di dalam lautan. Keutamaan orang yang berilmu dengan orang yang beribadah adalah seperti keutamaan bulan dengan seluruh bintang. Para ulama’ adalah pewaris nabi, dan nabi tidak pernah mewariskan dinar maupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, ia telah mendapatkan bagian yang sangat besar.” (Diriwayatkan Abu Dawud 3641, At Tirmidzi 3682, Ibnu Majah 223, Ibnu Hibban 88, Ahmad 5/196, Al Baghawi dalam Kitab Syarh As Sunnah 1/275-276, Ibnu Abdul Baar dalam Kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadhlih 1/36-37, Ath Thahawi dalam Kitab Musykil Al Atsaar 1/429, dalam Kitab Al Iman 25 & 115, serta dalam Shahih Al Jami’ 6297) Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menempuh suatu jalan untuk mununtut ilmu, dengan ikhlas hanya mengharap ridha Allah, maka Allah akan mudahkan jalan kita untuk menuju surga. Bagaimana tidak senang, apabila seseorang dimudahkan jalannya menuju surga, yang jalan menuju surga begitu banyak rintangannya, begitu banyak setan-setan menggoda, dan tidak sedikit teman-teman kita yang terlena. Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menuntut ilmu, para malaikat-malaikat akan menjaga kita dengan sayapnya, dengan kita mendatangi taman-taman surga yaitu majelis-majelis ilmu. Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menuntut ilmu, kita akan dido’akan ampunan oleh semua makhluk Allah, sampai-sampai ikan yang ada di lautan. Baru makhluk Allah ikan-ikan yang ada di lautan begitu sangat banyak sekali, sampai kita tidak bisa menghitungnya, mereka memohonkan ampunan untuk para penuntut ilmu. Terus bagaimana dengan makhluk Allah yang ada di muka bumi dan juga di langit? MasyaAllah, nikmat yang sangat agung. Wahai saudara saudariku, lihatlah, keutamaan pencari ilmu tidak hanya lebih mulai dari pencari harta, akan tetapi juga lebih mulia daripada ahli ibadah. Rasulullah menjelaskan penuntut ilmu layaknya seperti bulan yang sinarnya bisa menyinari yang lain dan bermanfaat bagi yang lain. Dan ahli ibadah layaknya seperti bintang yang sinarnya tidak bisa menyinari yang lain. Wahai saudara saudariku, lihatlah, bahwa para ulama’ adalah pewaris nabi, maka tidak selayaknya kita mencela para ulama’. Di dalam Al Qur’an Allah begitu memuji para ulama’. salah satunya dalam surah Fathir ayat 8, yaitu hamba Allah yang apaling takut kepada Allah adalah para ulama'. dan ini tidak lain karena keilmuan para ulama'. dan juga dalam surah an Nahl ayat 43, yaitu "maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ahlu dzikr/ ulama') jika kamu tidak mengetahui," Wahai saudara saudariku, lihatlah, para nabi tidak pernah mewariskan harta seperti dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Nabi yang paling kaya adalah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, Nabi Dawud adalah bapaknya Nabi Sulaiman. Apakah kita dapati sekarang ini, kalau mereka mewariskan harta? Apakah sekarang kita jumpai harta mereka? Sungguh tidak. Mereka Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman tidaklah mewariskan harta akan tetapi mewariskan ilmu. Sungguh Allah telah menenggelamkan harta Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman di negeri Palestina. Dan orang-orang yahudi meyakini bahwa harta tersebut sampai sekarang ini masih tertimbun di bumi Palestina, maka dengan segala cara mereka ingin menguasai Palestina, padahal atas kehendak Allah, mereka tidak akan pernah menemukannya karena Allah telah melenyapkan harta tersebut. Wahai saudara saudariku, maka dari itu marilah kita ambil warisan nabi yang begitu besar itu, yaitu ilmu. Dengan kita menuntut ilmu, Allah akan meninggikan derajat kita. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mujadillah ayat 11.yaitu "Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" Renungkan juga sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan untuknya, Allah akan jadikan ia faham akan agama. Aku hanyalah penyampai dan Allah yang memberinya. Umat ini akan senantiasa lurus hingga hari Kiamat atau hingga datangnya perintah Allah.” (Diriwayatkan Al Bukhari dalam Kitab Al ‘Ilm 71, dalam Kitab Al Itisham 7312, serta dalam Kitab Al Khumus 3116, dan Muslim dalam Kitab Zakat 2387-2389) Pahamilah, bagaimana Allah menghendaki kebaikan pada diri seseorang dengan tidak dilimpahkan harta untuknya, tidak dibukakan pintu dunia selebar-lebarnya untuknya, akan tetapi dengan dimudahkan untuknya dalam memahami agama. Untuk yang terakhir, dan agar kita juga mengenal para Salafush Shalih, renungkan sejenak atsar-atsar para Salafush shalih yang dapat memberikan motivasi pada diri-diri kita. Ibnu Syadzab: “Salah satu nikmat Allah atas diri seorang pemuda adalah bila seseorang penjaga sunnah menjadikannya saudara dan membimbingnya menuju sunnah tersebut.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 43.) Amru bin Qais Al Mala’i: “Jika anda melihat seorang pemuda di awal pertumbuhannya bersama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka silahkan Anda menautkan harapan. Namun, bila Anda melihatnya bersama ahli bid’ah, maka pesimislah. Sebab, pemuda itu ditentukan oleh amal pertumbuhannya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 44.) Amru bin Qais Al Mala’i: “Seorang pemuda itu terus berkembang. Bila ia lebih mengutamakan untuk bergaul dengan ahli ilmu, maka hampi-hampir ia akan selalu lurus. Namun, bila ia berpaling kepada golongan yang lain, maka ia akan menyimpang.” )Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 45.) Allahu a’lam bish Shawab. Apabila ada kesalahan mohon nasehatnya, dengan anda memberi nasehat, maka itu adalah bukti bahwa anda tidak rela kalau saudaramu ini, yang masih sangat lapar dan haus sekali akan nikmat dan segarnya ilmu, masuk ke jurang kesesatan. Jazakumullahu khairan kastiran wa barakallahu fiikum. Semoga bermanfaat.

3.21.2010

HAKIKAT YANG TERLUPAKAN DARI IMAM ASY-SYAFI’I

Oleh: Syaikh Dr. Muhammad bin Musa al-Nashr

Imam asy-Syafi’i adalah seorang ulama besar dan salah satu dari empat imam besar, yang ilmunya telah tersebar di penjuru dunia, serta jutaan kaum Muslimin di negara-negara Islam, seperti Iraq, Hijaz, negeri Syam, Mesir, Yaman dan Indonesia bermadzhab dengan madzhabnya.

Faktor yang menyebabkan saya memilih pembahasan ini, karena mayoritas kaum Muslimin di negeri ini atau di negara ini berada di atas madzhab asy-Syafi’i dalam masalah furu’ (cabang), dan hanya sedikit dari mereka yang berada di atas madzhab asy-Syafi’i dalam masalah ushul (pokok utama). Ironisnya ini menjadi fenomena.

Kita mendapati sejumlah orang mengaku bermadzhab Imam Malik dalam masalah furu’, namun tidak memahami dari madzhab beliau kecuali tidak bersedekap dalam shalat. Mereka menyelisihi aqidah Imam Malik yang Sunni dan Salafi.

Juga kita mendapati selain mereka mengaku berada di atas madzhab Imam asy-Syafi’i dalam masalah furu’, dan tidak memahami dari madzhabnya kecuali masalah menyentuh wanita membatalkan wudhu. Dan, seandainya isterinya menyentuh walaupun tidak sengaja, maka ia sangat marah sembari berteriak: “Sungguh kamu telah membatalkan wudhu’ku, wahai perempuan !”

Apabila ditanya, tentang siapakah Imam asy-Syafi’i tersebut, siapa namanya dan nama bapaknya, niscaya sebagian mereka tidak dapat memberikan jawaban kepadamu, dan ia tidak mengenal tokoh tersebut; dalam masalah aqidah, ia menyelisihi aqidah Imam Asy-Syafi’i, dan dalam masalah furu’ ia tidak mengerti dari madzhab beliau rahimahullah kecuali sangat sedikit.

Demikian juga, jika engkau mendatangi banyak dari pengikut madzhab Hanabilah kecuali yang tinggal menetap di Jazirah Arab dan sekitarnya dari orang yang terpengaruh oleh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang mujaddid (pembaharu) abad ke-12 Hijriyah.

Kita mendapati, kebanyakan dari pengikut madzhab Ahmad di negeri Syam dan yang lainnya, mereka tidak mengetahui aqidah Ahmad bin Hambal, sehingga engkau mendapati mereka dalam aqidahnya berada di atas madzhab Asy’ariyah atau Mufawwidhah.

Padahal Imam Ahmad bin Hambal adalah seorang Salafi dan imam Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah. Beliau menetapkan nama dan sifat bagi Allah tanpa takyif, tamtsil dan tasybih.

Demikian juga pengikut madzhab Hanafiyah yang tinggal di wilayah India, negara-negara a’jam (non-Arab), Turki, Asia Timur, dan negara-negara Kaukasus serta lainnya. Kita mendapati mereka berada di atas madzhab Imam Abu Hanifah dalam masalah furu’, namun mereka tidak berada di atas madzhab Imam Abu Hanifah dalam masalah ushul. Mereka tidak beragama dengan aqidah imam besar ini dalam permasalahan tauhid, nama dan sifat Allah.

Empat Imam besar ini (aimmat al-arba’ah) tidak berbeda dalam masalah aqidah, tauhid dan ushul kecuali sedikit yang Abu Hanifah tergelincir padanya. Yaitu dalam masalah iman, tetapi kemudian beliau ruju’ dan kembali kepada ajaran yang dipahami para imam lainnya, seperti asy-Syafi’i, Malik dan Ahmad bin Hanbal.

(Diangkat dari ceramah Syaikh Muhammad bin Musa al-Nashr, dalam pengantar pelajaran Aqidah Imam Syafi’i, yang disampaikan dalam “Daurah Syar’iyah lil Masa’il al-Aqdiyah wal-Manhajiyah”, pada hari Kamis 7 Februari 2008M yang diadakan oleh Ma’had Aaliy Ali bin Abi Thalib bekerja sama dengan Markaz al-Albani, Yordania)

Artikel: http://ahlussunnah.info/2009/12/16/artikel-ke-12-hakikat-yang-terlupakan-dari-imam-as

3.17.2010

(dari ILMU ITU SEBELUM BERKATA DAN BERAMAL)

Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya:

"Abi, ceritakan padaku tentang wanita sejati"...

Sang ayah pun menoleh kemudian tersenyum.......

Anakku,

Seorang wanita sejati BUKANlah dilihat dari kecantikan PARAS wajahnya, MELAINKAN dari kecantikan HATI yang ada di baliknya.....

Wanita sejati BUKAN dilihat dari BENTUK TUBUHNYA yang mempesona, MELAINKAN dilihat dari sejauh mana ia MENUTUPI BENTUK TUBUHNYA.....

Wanita sejati BUKAN dilihat dari begitu BANYAKNYA kebaikan yang ia berikan, MELAINKAN dari KEIKHLASANNYA memberikan kebaikan itu......

Wanita sejati BUKAN dilihat dari seberapa INDAH LANTUNAN SUARANYA, MELAINKAN dari apa yang SERING MULUTNYA BICARAKAN....

Wanita sejati BUKAN dilihat dari keahliannya BERBAHASA, MELAINKAN dari bagaimana CARA ia BERBICARA...

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut putrinya......

Ketahuilah putriku...

Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEBERANIANNYA dalam BERPAKAIAN, MELAINKAN sejauh mana ia berani MEMPERTAHANKAN KEHORMATANNYA.......

Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEKHAWATIRANNYA DIGODA orang di jalan, MELAINKAN KEKHAWATIRAN DIRINYAlah yang MENGUNDANG ORANG JADI TERGODA.....

Wanita sejati BUKANlah dilihat dari seberapa BANYAK dan BESARNYA UJIAN yang ia jalani, MELAINKAN sejauh mana ia MENGHADAPI UJIAN itu dengan penuh rasa SYUKUR.....

dan ingatlah...
Wanita sejati BUKAN dilihat dari SIFAT SUPELNYA DALAM BERGAUL, MELAINKAN sejauh mana ia bisa MENJAGA KEHORMATANNYA DALAM BERGAUL......


Setelah itu sang anak kembali bertanya,
"Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi?"..........
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "TELADANILAH MEREKA!"


Sang anak pun mengambil buku itu dan melihat sebuah tulisan "ISTERI-ISTERI RASULULLAH"

----

Sungguh, sebaik2 teladan bagi para muslimah adalah istri2 Rosululloh..
Smg qt termasuk orang2 yg mau & mampu meneladani mereka.. AAMIIN..
(dari sarsons superhiks)

mengapa bencana melanda negara ini

belakangan ini sering terjadi bencana dimana-mana, setia melihat berita di televisi pasti selalu muncul berita tentang bencana yang melanda negeri ini. entah itu banjir, tanah longsor, bangunan rubuh, kebakaran dan lain sebagainya.
sekarang pertanyaanya adalah mengapa sering sekali terjadi bencana di negara ini?
apakah bencana yang terjadi ini merupakan bagian dari rencana yang kuasa atau karena ulah manusia sendiri? yang pasti semua ini terjadi karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
lalu apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi semua ini? apakah kita harus memulai dari awal untuk membangun semua ini, sedangkan semua yang terjadi ini sudah sangat parah sehingga kecil kemungkinan untuk dibangun dari awal lagi.
seharusnya kita merenung atas semua yang terjadi di negara ini.....

10.15.2009

"masa depan pertanian dalam pandangan generasi muda".


memang belakangan ini pertanian di indonesia sedang mengalami penurunan drastis. mulia dari gagal panen sampai krisis pangan. itu membuat para petani di indonesia merasa resah dengan kejadian akhir-akhir ini.

maasyarakat sangat resah dengan adanya krisis pangan yang terjadi di negara ini. hal ini yang membuat negara ini banyak mengimport bahan makanan dari luar negeri.

sehingga dengan keadaan negara yang sangat memprihatinkan, maka para petani di indonesia ingin membuat perubahan di bidang pertanian di negara ini.

dengan adanya pemikiran tentang perubahan dalam bidang pertanian, maka hal ini disambut baik oleh masyarakat, khususnya para petani.
Berdasarkan potensinya, kekuatan yang menjadi pilar pembangunan Indonesia adalah sektor pertanian ditopang oleh riset, pengembangan, penerapan bioteknologi, serta memperluas dan memperkuat industri berbasis pertanian. Untuk ini, dibutuhkan generasi muda sebagai petani tangguh atau sarjana pertanian yang ulet dan terampil. Generasi muda dipersiapkan untuk menjadi pelaku wira- usaha di berbagai bidang seperti produksi, penyedia sarana produksi, pemasaran hasil, agroindustri, seperti penanganan industri hulu hingga hilir, eksportir, konsultan pertanian, dan konsultan pangan.